Selamat siang semuannya, di siang hari yang panas ini, enaknya ngapain ya,,? daripada tidak ada kegiatan lebuh bauk ngeblog aja ya, kan lebih bermanfaat. hehe.
Pada postingan sebelumnya, saya telah mempostingkan " Download Phoenix Service Software ", yang mana Aplikasi ini berfungsi untuk mengupgrade firmware terbaru untuk HP Nokia, Nah, untuk kali ini saya mempostingkan tentang "Sejarah Gunungkidul", oke langsung saja di simak baik-baik ya,
Pada waktu Gunungkidul masih
merupakan hutan belantara, terdapat suatu desa yang dihuni beberapa orang
pelarian dari Majapahit. Desa tersebut adalah Pongangan, yang dipimpin oleh R.
Dewa Katong saudara raja Brawijaya. Setelah R Dewa Katong pindah ke desa
Katongan 10 km utara Pongangan, puteranya yang bernama R. Suromejo membangun
desa Pongangan, sehingga semakin lama semakin rama. Beberapa waktu kemudian, R.
Suromejo pindah ke Karangmojo.
Perkembangan penduduk di daerah
Gunungkidul itu didengar oleh raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang
berkedudukan di Kartosuro. Kemudian ia mengutus Senopati Ki Tumenggung
Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita tersebut. Setelah dinyatakan
kebenarannya, Tumenggung Prawiropekso menasehati R. Suromejo agar meminta ijin
pada raja Mataram, karena daerah tersebut masuk dalam wilayah kekuasaannya.
R. Suromejo tidak mau, dan akhirnya
terjadilah peperangan yang mengakibatkan dia tewas. Begitu juga 2 anak dan
menantunya. Ki Pontjodirjo yang merupakan anak R Suromejo akhirnya menyerahkan
diri, oleh Pangeran Sambernyowo diangkat menjadi Bupati Gunungkidul I. Namun
Bupati Mas Tumenggung Pontjodirjo tidak lama menjabat karena adanya penentuan
batas-batas daerah Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran II pada tanggal
13 Mei 1831. Gunungkidul (selain Ngawen sebagai daerah enclave Mangkunegaran)
menjadi kabupaten di bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta.
Mas Tumenggung Pontjodirjo diganti
Mas Tumenggung Prawirosetiko, yang mengalihkan kedudukan kota kabupaten dari
Ponjong ke Wonosari.
Menurut Mr R.M Suryodiningrat dalam
bukunya ”Peprentahan Praja Kejawen”
yang dikuatkan buku de Vorstenlanden
terbitan 1931 tulisan G.P Rouffaer, dan pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo dalam
bukunya Onstaan En Groei van het Mangkoenegorosche Rijk, berdirinya
Gunungkidul (daerah administrasi) tahun 1831 setahun seusai Perang Diponegoro,
bersamaan dengan terbentuknya kabupaten lain di Yogyakarta. Disebutkan bahwa ”Goenoengkidoel, wewengkon pareden wetan
lepen opak. Poeniko siti maosan dalem sami kaliyan Montjanagari ing jaman kino,
dados bawah ipun Pepatih Dalem. Ing tahoen 1831 Nagoragung sarta
Mantjanagari-nipoen Ngajogjakarta sampoen dipoen perang-perang, Mataram dados 3
wewengkon, dene Pangagengipoen wewengkon satoenggal-satoenggalipoen dipoen
wastani Boepati Wadono Distrik kaparingan sesebatan Toemenggoeng, inggih
poeniko Sleman (Roemijin Denggong), Kalasan serta Bantoel. Siti maosan dalem
ing Pengasih dipoen koewaosi dening Boepati Wedono Distrik Pamadjegan Dalem.
Makanten oegi ing Sentolo wonten pengageng distrik ingkang kaparingan sesebatan
Riya. Goenoengkidoel ingkang nyepeng siti maosan dalem sesebatan nipoen Riya.”
Dan oleh upaya yang dilakukan
panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul tahun 1984 baik yang
terungkap melalui fakta sejarah, penelitian, pengumpulan data dari tokoh
masyarakat, pakar serta daftar kepustakaan yang ada, akhirnya ditetapkan bahwa
Kabupaten Gunungkidul dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan lahir pada
hari Jumat Legi tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan
dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gunungkidul No :
70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari, tanggal bulan dan tahun Hari Jadi
Kabupaten Gunungkidul yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs KRT Sosro
Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985.
Sedangkan secara yuridis, status
Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten kabupaten yang berhak
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa
Yogyakarta dan berkedudukan di Wonosari sebagai ibukota kabupaten, ditetapkan
pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah
No 32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat.
Guna mengabadikan Hari Jadi
Kabupaten Gunungkidul dibangun prasasti berupa tugu di makam bupati pertama Mas
Tumenggung Pontjodirjo dengan bertuliskan Suryo sangkala dan Condro sangkala
berbunyi : NYATA WIGNYA MANGGALANING NATA ” HANYIPTA TUMATANING SWAPROJO”
Menuruut Suryo sangkala tahun 1831 dibalik 1381, sedang Condro sangkala 1758
dibalik 8571.
Baiklah sobat, apakah sobat mungkin cukup sekian postingan saya pada siang hari ini, semoga apa yang saya postingkan dapat bermanfaat untuk sobat semuannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
2 komentar:
Mampir ke blog saya mas.
maslasno.blogspot.com
salam buatg warga gunung kidul
Post a Comment